APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Terdampak Pandemi Corona (Covid-19), Penjualan Air Minum Dalam Kemasan Loyo

Administrator - 21/04/2020 10:54

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehancuran bisnis pariwisata memberikan efek domino ke bisnis air minum dalam kemasan (AMDK). Di era pandemi corona ini, penjualan AMDK anjlok hingga 40%, sementara segmen air minum galon masih stabil.

PT Akasha Wira Inti Tbk (ADES) merasakan penurunan permintaan akibat banyak sektor industri yang tutup. "Pertokoan, kafe, restoran tutup. Jadi pasti ada imbasnya (terhadap penjualan)," ujar Thomas Maria Wisnu Adjie, Direktur PT Akasha Wira Inti Tbk, Senin (20/4).

Namun dia masih merahasiakan hasil penjualan ADES pada tahun ini. Meski demikian, peran sektor pariwisata terhadap permintaan AMDK secara umum sangat besar.

Sektor pariwisata memang kelimpungan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, per Kamis (9/4) sedikitnya 1.542 hotel tutup akibat dampak pandemi corona (Covid-19).

Jumlah hotel yang tutup paling banyak berasal dari daerah tujuan wisata seperti di Jawa Barat sebanyak 475 hotel.

Kemudian Bali terjadi penutupan 281 hotel, Jawa Timur 136 hotel, Jakarta 100 hotel, Yogyakarta 98 hotel. "Kami masih menghitung dampaknya terhadap penjualan," kata Thomas.

ADES belum merilis kinerja hingga akhir 2019. Merujuk laporan keuangan per 30 September 2019, Akasha Wira mengantongi pendapatan senilai Rp 616,02 miliar, naik hampir dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya senilai Rp 392,57 miliar.

Penjualan dari sektor minuman berkontribusi Rp 394,44 miliar, naik 66,37%, kemudian produk kosmetik menyumbang pendapatan Rp 221,58 miliar, meningkat 42,5%.

Sementara produsen AMDK merek Le Minerale, PT Tirta Fresindo Jaya, yang merupakan anak usaha PT Mayora Indah Tbk juga mengaku masih menakar dampak corona.

Marketing Manager Le Minerale, Febri Hutama tak menyangkal ada efek negatif dari wabah korona. "Namun kami masih cukup baik dan tumbuh terus," klaim dia tanpa memerinci angka penjualan.

Revisi target

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Rachmat Hidayat menjelaskan, asosiasi mendapatkan laporan AMDK kemasan cup (gelas) mengalami penurunan penjualan signifikan akibat corona.

"Kemasan cup diproduksi semua anggota Aspadin yang 95% lebih adalah perusahaan menengah dan kecil dan menggantungkan portofolio bisnis pada kemasan cup. Ada anggota (yang penjualannya) turun hingga 90%," jelas dia, kemarin.

Penjualan kemasan cup turun signifikan karena produk ini banyak tersaji di acara yang mengundang banyak orang mulai dari gathering, rapat, hingga pesta ulang tahun dan pernikahan.

"Saat ini masyarakat dilarang berkegiatan kumpul-kumpul, otomatis penyerapannya menurun," jelas Rachmat.

Aspadin juga mendata penyerapan air minum kemasan botol di daerah mengalami penurunan hingga 40%. Umumnya, segmen kemasan botol menyasar wisatawan, baik lokal maupun asing. Namun semua tempat wisata ditutup akibat korona.

Kendati penjualan kemasan cup dan botol menurun, Rachmat mengakui penjualan kemasan galon sejauh ini masih stabil.

Secara keseluruhan, Aspadin menurunkan target pertumbuhan industri AMDK dari proyeksi awal sebesar 10% yoy menjadi 8%-9% di sepanjang tahun 2020.

Filter