APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Telkomsel Jadi Kontributor Terbesar untuk Tower Bersama (TBIG), Indosat Nomor Dua

Administrator - 14/11/2019 10:00

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraup kenaikan pendapatan. Hal ini seiring dengan terus meningkatnya penyewaan menara.

Hingga September 2019, emiten pengelola menara telekomunikasi ini mencatat pertumbuhan pendapatan 9,52% secara tahunan menjadi sebesar Rp 3,47 triliun.

Seluruh pendapatan berasal dari penyewaan menara untuk operator telekomunikasi di Indonesia. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) menjadi kontributor terbesar pendapatan Tower Bersama, mencapai 43,55%.  

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, Telkomsel menyumbang pendapatan sebesar Rp 1,51 triliun bagi Tower Bersama. PT Indosat Tbk (ISAT)  menyumbang pendapatan sebesar Rp 753,79 miliar. 

Sementara kontribusi PT XL Axiata Tbk (EXCL) terhadap pendapatan Tower Bersama sebesar Rp 624,08 miliar. PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyumbang pendapatan masing-masing sebesar Rp 367,14 miliar dan Rp 192,23 miliar. 

Hanya saja, pemasukan dari PT Internux tak lagi tercatat. Pasalnya operasional perusahaan telekomunikasi dengan merek dagang Bolt ini telah dihentikan.

Kenaikan pendapatan Tower Bersama sejalan dengan operasional bisnis sepanjang sembilan bulan tahun ini.

Selama periode ini, Tower Bersama menyerap belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun. Tahun ini, Tower Bersama menganggarkan capex antara Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun.

Sebagian serapan capex digunakan untuk merealisasikan pembangunan 484 menara baru dan 2.094 kolokasi. Sehingga, Tower Bersama telah memperoleh 2.578 tenant baru hingga September 2019 ini.

Baca Juga: Prospek Bisnis Menara Telekomunikasi Semakin Berisi

Jumlah realisasi tenant baru setara 85,93% dari target total 2019. Sebagai informasi, sepanjang tahun ini, Tower Bersama membidik penambahan sebanyak 3.000 tenant. Ini terdiri dari 1.000 menara baru dan 2.000 kolokasi. Jika diperinci lebih jauh, penambahan menara baru mencapai 48,4% dari target. Sedang kolokasi sudah melebihi target.

Direktur Utama Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, hal ini didorong oleh pelanggan telekomunikasi TBIG yang terus melakukan densifikasi jaringan di seluruh negeri.

"Hal ini yang menyebabkan peningkatan yang cukup tajam untuk order kolokasi. Dengan pertumbuhan yang kuat di kolokasi, rasio kolokasi (tenancy ratio) meningkat ke 1,80 dari 1,69 di akhir 2018, tutur Hardi, Rabu (13/11).

Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Tower Bersama justru turun tipis di tengah kenaikan pendapatan. Perusahaan ini membukukan laba bersih Rp 611,96 miliar, turun 1,84% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Filter