APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Saham POLL Terbang, Anak Usahanya Nyungsep

Administrator - 21/09/2020 13:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terkoreksi 2,20%, tapi ada satu saham berkapitalisasi pasar cukup besar ini berhasil melesat tinggi. Saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang dalam 5 hari perdagangan aktif, hingga sesi I, melesat 86,23% ke level Rp 10.150/unit.

Padahal saham POLL sempat di suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 September lalu karena kenaikan harga tidak wajar setelah terbang menyentuh level Auto Reject Atas (ARA) berkali-kali. POLL kemudian kembali di suspensi pada perdagangan 18 September.

Banyak pihak yang beranggapan bahwa melesatnya saham POLL dikarenakan oleh kemampuan emiten dalam menyelesaikan superblok Meisterstadt atau Pollux Habibie di kawasan Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau.

 

Proyek ini dikerjakan bersama dengan keluarga mendiang Presiden ke-3 RI, B.J Jusuf Habibie melalui Pollux Habibie International, bersama dengan PT Pollux Properti Indonesia Tbk dan PT PP Tbk (PTPP).

 


Ternyata anak usaha POLL, PT Pollux Investasi Internasional Tbk (POLI), yang fokus di bidang usaha jasa yang berkaitan dengan real estat seperti kegiatan agen dan makelar real estat, dan perantara pembelian Pollux Properties, harga sahamnya malah merana.

Saham POLI 23% dimiliki oleh POLL dan 56,95% dimiliki oleh Po Sun Kok yang merupakan Komisaris saham POLL dan ayah dari Nico Purnomo yang menguasai saham POLL melalui PT Borneo Melawai Perkasa.

Tentunya apabila memang harga saham POLL melesat karena sentimen Superblok Pollux Habibie, maka anak usahanya juga akan ikut melesat karena sentimen yang sama.

Akan tetapi bukanya terbang mengekor induknya, harga saham POLI malah boncos. Tercatat saham POLI malah anjlok 3,81% pada perdagangan hari ini ke level Rp 1.010/unit bahkan saham POLI sempat terkapar turun ke level Auto Reject Bawah alias ARB.

Kenaikan saham POLL sendiri bukan hanya terjadi sepekan ini, tercatat emiten properti ini sahamnya sudah melesat sejak Selasa (8/9/20) atau kenaikan selama 7 hari perdagangan aktif berturut-turut sebesar 177,32% yang mengerek kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 84,44 triliun dan menjadikan POLL sebagai saham properti berkapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

Namun Berbeda dengan induknya POLL, saham POLI bahkan masih anjlok parah sejak pertama kali melantai di BEI pada 19 Januari 2019 silam. Tercatat POLI melakukan penawaran perdana di harga Rp 1.635/unit yang berarti saham POLI sudah anjlok 38,22% sejak IPO.

Bahkan nasib bak bumi dan langit terjadi pada POLL dengan cucu usahanya yakni PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK). Baru saja melantai di BEI sejak 10 September lalu ROCK sudah anjlok 29,82% selama sepekan sehingga membuat para pelaku pasar mengangkat alis.

Bahkan pada perdangangan 14 September saham ROCK sempat terbang ke level ARA kemudian langsung anjlok ke level ARB pada hari yang sama, sejak hari itu saham ROCK belum pernah kembali diperdagangkan di zona hijau.

 


Tercatat berbeda dengan induk usahanya, saham ROCK anjlok menyentuh level ARB selama 6 hari perdagangan berturut-turut. Emiten properti yang 26% sahamnya dimiliki oleh POLI ini sendiri melantai di harga Rp 1.340/unit dan meraup dana sebesar RP 384 miliar.

Karena hal inilah tidak heran bahwa banyak pihak yang menganggap kenaikan saham POLL sudah masuk ke kategori tidak wajar dan menganggap bahwa ada Market Maker yang mengerek naik saham POLL.

Saham POLL sendiri hanya dimiliki oleh investor publik sebanyak 0,279% dari total saham per 31 Agustus 2020 sehingga sahamnya rentan terjadi cornering dimana pemegang mayoritas saham yang beredar dapat mengerek saham dengan mudah ke arah tertentu dalam kasus ini naik hingga menyentuh level Auto Reject Atas (ARA) karena saham tersebut tidak tersebar merata ke publik dan dimiliki oleh segelintir pelaku pasar saja alias aksi goreng saham.

Hal ini juga di-amini oleh kinerja keuangan Pollux Properti yang ternyata tidak searah dengan kinerja harga sahamnya. Diketahui sektor properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi virus corona, karena penurunan daya beli masyarakat menyebabkan emiten properti kesulitan menjual produk propertinya tidak terkecuali emiten POLL.

Tercatat pada kuartal pertama tahun 2020, Pollux Properti membukukan rugi bersih sebesar Rp 14,47 miliar. Sampai dengan hari ini (15/9/20) perseroan masih belum menerbitkan laporan keuangan kuartal keduanya.

Filter