APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Ada Kasus Penundaan Listing Nara Hotel (NARA), Peminat Saham IPO Tak Bakal Surut

Administrator - 13/02/2020 09:54

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menunda pencatatan saham perdana atau listing PT Nara Hotel International Tbk (NARA).

Penundaan ini lantaran adanya komplain dari sejumlah investor pada penjatahan sahamnya atau pooling. Selain itu, ada dugaan penambahan aset.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat kejadian tersebut tidak akan menyurutkan minat investor membeli saham-saham yang melakukan initial public offering (IPO) dan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ia menambahkan, berkaca pada IPO sebelum ini, baik saham yang memiliki citra buruk maupun baik tetap memiliki peminat. Sebab, saham merupakan investasi yang akan dicari orang.

Apalagi, investor memiliki pandangannya, analisa, serta keyakinannya sendiri terhadap suatu perusahaan. "Minat akan selalu ada," kata Nico ke KONTAN, Rabu (12/2).

Sekadar informasi, sepanjang tahun ini, BEI menargetkan akan ada 57 emiten yang melantai di bursa. Per Rabu (12/2), sebanyak 12 emiten sudah melakukan pencatatan saham perdana.

Meskipun BEI tengah gencar mendorong perusahaan-perusahaan melakukan IPO, Nico menilai, bursa perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap calon-calon emiten. Di sisi lain, investor juga perlu lebih memperhatikan potensi dan prospektus perusahaan yang akan melantai di BEI. "Pemilihan investor terhadap saham yang akan IPO itu segmented, bukan dipengaruhi oleh yang gagal listing atau sebagainya. Apalagi cuma ada satu atau dua perusahaan yang bermasalah," jelas dia.

Sebelumnya, Hamdi Hassyarbaini, Komisaris Independen Nara Hotel International, menjelaskan, salah satu kejanggalan terjadi saat proses pemesanan saham. Investor sudah memesan saham dengan mengisi dan menandatangani formulir pemesanan pembelian saham (FPPS).

Mereka juga sudah mencentang pernyataan sudah membaca prospektus dan siap menanggung risiko dalam FPPS tersebut. Saat pesanan dipenuhi, alih-alih menerima justru mereka menolak.

Pihaknya menduga kegaduhan ini muncul akibat ulah bandar pooling. "Mereka gagal menguasai saham kami dan memengaruhi investor lain yang tadinya ingin berinvestasi dengan niat baik," ujarnya.

Filter