FAC News

Pengaruhnya Kecil, Emiten Kontraktor Batubara Tak Pusing Soal Anjloknya Harga Minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia rupanya tidak terlalu berpengaruh bagi beban keuangan emiten kontraktor pertambangan batubara. Meskipun mereka menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan alat beratnya.
Yang menjadi masalah adalah, harga minyak yang terus melandai bakal mempengaruhi harga komoditas energi lain seperti batubara. Dengan demikian, aktivitas penambangan batubara bisa ikut tertekan.
Pengaruh harga minyak yang minimal terhadap beban emiten lantaran bahan bakar umumnya disediakan oleh pemilik tambang.
Corporate Secretary PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Mukson Arif Rosyidi mengatakan, sebagian besar konsumsi bahan bakar dalam proses operasional pertambangan DEWA disediakan oleh pelanggan. Hal ini sejalan dengan kontrak yang sudah diteken DEWA dengan para kliennya.
Meski tidak menyebut porsinya, ia menyebut hanya sebagian kecil pekerjaan penambangan batubara yang biaya bahan bakarnya ditanggung oleh DEWA.
"Dengan demikian penurunan harga bahan bakar minyak berdampak positif, namun tidak terlalu besar," ujar Mukson, Rabu (29/4).
Kondisi serupa juga terjadi di PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Menurut manajemen DOID, pihaknya kini lebih mementingkan mencari kontrak baru. Terutama, setelah kontrak dengan PT Kideco Jaya Agung selesai.
"Hingga saat ini, kami belum melakukan finalisasi kontrak apapun, kami sedang dalam proses mendapatkan kontrak baru dan ini menjadi salah satu fokus utama kami untuk tahun ini," ujar Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis, kemarin.
Melansir laporan keuangan DOID per Desember 2019, pendapatan dari Kideco cukup signifikan terhadap kinerja DOID. Pendapatan dari Kideco mencapai US$ 82,23 juta, 9% dari total pendapatan konsolidasian DOID yang mencapai US$ 881,81 juta.
Sementara itu, jumlah realisasi volume pengupasan atau overburden (OB) removal DOID sepanjang kuartal pertama 2020 sebanyak 87,3 juta bank cubic meter (bcm), atau turun 11% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. DOID sendiri menargetkan, dapat mengeruk lapisan OB sebanyak 350 juta bcm-390 juta bcm tahun ini.