FAC News

United Tractors (UNTR) Pangkas Target Penjualan Alat Berat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT United Tractors Tbk tidak akan muluk-muluk mematok target penjualan alat berat pada tahun ini. Pasalnya, pandemi korona (Covid-19) turut mempengaruhi sektor pertambangan dacn perkebunan yang menjadi pelanggan utama alat berat mereka.
Berdasarkan kinerja keuangan kuartal I 2020, United Tractors mencatatkan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 617 unit. Jumlah itu menurun 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.181 unit.
Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara K Loebis mengatakan, untuk full year tahun ini sebenarnya manajemen mematok volume penjualan yang sama seperti tahun lalu, yakni sekitar 2.800 unit. "Namun saat ini kami sedang review kembali mengacu pada hasil [penurunan] kuartal pertama," ungkap dia kepada KONTAN, Jumat (15/5) pekan lalu.
Emiten bersandi saham UNTR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengakui ada pelemahan penjualan alat berat dari sektor pertambangan dan perkebunan. Hal tersebut menyusul pelambatan ekonomi akibat merebaknya pandemi virus corona.
Namun berdasarkan riset pasar internal, Sara menyebutkan, sebenarnya brand Komatsu yang mereka distribusikan tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik mencapai 33%.
Adapun penjualan merek kendaraan lain yang dimiliki perusahaan, UD Trucks juga menurun dari 161 unit menjadi 73 unit. Volume penjualan truk Scania juga turun dari 148 unit menjadi 64 unit di kuartal pertama tahun ini.
"Penjualan alat berat saat ini terpengaruh dua hal. Pertama, harga komoditas yang masih rendah. Kedua, kegiatan proyek konstruksi yang mungkin tertunda selama masa pandemi," sebut Sara.
Meski demikian, operasional penjualan alat berat dan layanan purna jual UNTR masih aktif dan tidak terdampak Covid-19. Namun prosedurnya memang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2020, UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 18,31 triliun atau menyusut 19,05% ketimbang kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp 22,62 triliun.
Lini bisnis mesin konstruksi berkontribusi sebesar 24% dari total pendapatan bersih di kuartal I 2020. Sedangkan segmen kontraktor penambangan menyumbang 45%, pertambangan batubara 18%, pertambangan emas 11%, dan industri konstruksi menyumbang 3% total pendapatan.
Di sisi lain, selama tiga bulan pertama tahun ini, anak usaha Grup Astra tersebut mencatatkan produksi dan penjualan emas dari tambang Martabe sebanyak 95,000 ons. Jumlah ini turun 8,65% dari realisasi penjualan emas di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 104.000 ons.
Sementara per Maret 2020, volume penjualan emas UNTR sebesar 29.000 ons, sama dengan realisasi penjualan emas bulan sebelumnya.
Penurunan realisasi produksi dan penjualan emas akibat saat ini eksplorasi emas dilakukan ke area yang lebih dalam, sehingga pemrosesan kandungan logam mulia itu menjadi lebih panjang.Operasional penjualan alat berat UNTR belum terdampak Covid-19.