FAC News

Terdampak Efek Pandemi Corona, Pigijo (PGJO) Hentikan Penjualan Paket Tur
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) atau Pigijo mengaku bisnisnya sangat terdampak pandemi virus corona. Perusahaan platform digital yang menyediakan jasa rencana perjalanan ini bahkan memutuskan menghentikan sementara penjualan produk terkait paket tur.
"Bisnis berat sekali, terutama untuk produk-produk paket tour, baik akomodasi, transportasi, tour assitance, " jelas Direktur Utama Pigijo Claudia Ingkiriwang pada KONTAN, Rabu (15/4).
Menghadapi dampak pandemi corona, Pigijo berupaya memperkuat promosi dengan menjual produk-produk mitra bisnisnya di berbagai daerah melalui platform milik perusahaan. Produk-produk yang dijual memiliki ciri khas daerah dari mitra tersebut berasal, seperti kerajinan tangan dan makanan khas daerah.
Saat ini sudah ada kurang lebih 50 mitra yang bergabung dengan platform Pigijo. Adapun pembelinya didominasi dari Jakarta. Akan tetapi, Claudia belum bisa membeberkan nilai yang dikantongi melalui penjualan ini.
Penjualan sudah dimulai sejak pertengahan Maret lalu. Claudia tidak menutup kemungkinan program ini akan berlanjut meski corona mereda. "Kami akan pertimbangkan, sejauh berkaitan dengan pariwisata, karena lini bisnis kami di situ. Kami akan lihat kesempatannya," imbuh dia.
Meski bisnis terkait paket tour sedang tertekan, Pigijo tetap melanjutkan rencana bisnisnya berupa perluasan mitra dan pengembangan sistem. "Masih stick dengan rencana tersebut," jelas Claudia.
Pigijo berharap, perusahaan sudah siap tancap gas ketika sektor pariwisata kembali pulih setelah pandemi Covid-19 berlalu. Selain itu, rencana bisnis Pigijo tidak memerlukan pendanaan besar.
Target Pigijo mengantongi laba di 2026
Asal tahu saja, emiten pertama yang tercatat di papan akselerasi pada Januari 2020 ini sukses meraup dana hingga Rp 12 miliar melalui initial public offering (IPO). Dana tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan investasi Pigijo.
Investasi Pigijo antara lain untuk memperluas mitra dan pemasaran. PGJO berencana akan menambah mitra menjadi 6.000 tahun ini.
Meski rencana menambah mitra tidak terpengaruh, Claudia mengakui lesunya sektor pariwisata tetap berdampak pada pendapatan Pigijo. Target pertumbuhan pendapatan yang semula 120% kemungkinan akan direvisi. Akan tetapi untuk angka pasti, pihaknya masih belum menentukan.
Di sisi lain, tahun ini Pigijo masih akan mencatatkan kerugian. Asal tahu saja, Pigijo menargetkan bisa mengantongi laba di 2026. Rentang waktu yang masih lama membuat Claudia optimistis ada masa-masa bisnis pariwisata membaik sehingga target akan tercapai. "Kami kejar saja di saat itu," imbuh dia.
Sekadar informasi, sepanjang 2019, PGJO mencetak pertumbuhan pendapatan bersih 255,39% secara year on year (yoy) menjadi Rp 100,54 juta, dari sebelumnya Rp 28,29 juta. Pendapatan ini ditopang segmen paket perjalanan wisata, yang naik jadi Rp 72,56 juta dari Rp 6,61 juta.
Adapun rugi bersih PGJO mencapai Rp 4,44 miliar di 2019. Setahun sebelumnya rugi bersih di Rp 1,41 miliar.