FAC News

Tambah Kapasitas Produksi, Unilever (UNVR) Telah Belanjakan Rp 800 Miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah menyerap 73% anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Perusahaan ini menganggarkan capex Rp 1,1 triliun pada tahun ini. Sancoyo Antarikso, Direktur dan Sektretaris UNVR, mengatakan, dari periode Januari hingga September 2019, perusahaan ini sudah menyerap belanja modal sebanyak Rp 800 miliar. Dana tersebut digunakan untuk menambah kapasitas produksi.
Dalam catatan KONTAN, UNVR meningkatkan kapasitas produksi untuk produk deodoran. Selain itu, belanja modal Unilever juga untuk digunakan untuk memasarkan produk es krim baru, Seru. UNVR menggunakan dana untuk membeli freezer display. "Kami juga mengalokasikan belanja modal untuk inisiatif renewable energy di pabrik Cikarang, kami sudah punya biomassa. Kami juga ada solar panel," ujar Sancoyo, Rabu (20/11).
Menurut dia, pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan untuk kebutuhan perusahaan dapat menekan biaya kebutuhan listrik. Sampai tutup tahun ini, Sancoyo memperkirakan, Unilever akan menyerap keseluruhan belanja modal. Pada tahun depan, UNVR akan terus memperkuat produk baru. Sancoyo mengatakan, perusahaan ini senantiasa melihat peluang untuk menambah produk baru. "Kami melihat portofolio kami dan masih ada beberapa ceruk yang terus diisi, gap itu harus diisi," kata dia.
Produk baru
Dalam dua tahun terakhir, UNVR merilis sejumlah produk baru. Tahun ini, total ada empat produk baru, seperti produk perawatan kecantikan Nameera, Love Beauty and Planet dan Mayonnaise Hellmanns. Manajemen Unilever belum bersedia membeberkan produk yang akan dikeluarkan tahun depan dan nilai investasi tahun depan. Yang pasti, UNVR terus melakukan transformasi serta inovasi. "Fokus tahun depan, inovasi, improvement dan efisiensi operasional kami," ujar Sancoyo.
Hingga kuartal III tahun ini, pendapatan UNVR meningkat 2,63% menjadi Rp 32,36 triliun. Kenaikan tersebut ditopang dari pendapatan segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp 22,34 triliun yang naik 4,44%. Sementara itu, pendapatan makanan dan minuman justru turun tipis 1,18% menjadi senilai Rp 10,02 triliun. Penurunan ini karena kontribusi bisnis spreads yang sudah tak lagi dikonsolidasikan. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, pendapatan UNVR masih mengalami pertumbuhan.
Akan tetapi, UNVR harus terus menciptakan produk-produk baru dan melakukan inovasi agar tidak berdiam diri pada zona nyaman. "Kami melihat bahwa bagi sebagian besar produk UNVR memang sudah memiliki hati tersendiri di masyarakat. Namun dunia terus berubah, kebutuhan akan inovasi akan selalu dinanti," ujar dia.