FAC News

Prasidha Eneka Niaga (PSDN) Operasikan Pabrik Kopi Baru Tahun Depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tampaknya PT Prasidha Aneka Niaga Tbk akan lebih fokus mengembangkan bisnis hilir berupa kopi olahan. Tahun depan, mereka siap mengoperasikan pabrik kopi olahan baru di Sidoarjo, Jawa Timur. Pabrik itu dikelola anak usahanya, PT Aneka Coffee Industry.
Pabrik kopi olahan tersebut berkapasitas 3.600 ton per tahun. Keberadaannya nanti akan meningkatkan total kemampuan produksi Prasidha Aneka menjadi 7.900 ton mulai kuartal I 2020.
Sementara proses konstruksi pabrik kini sampai tahap 70%. Prasidha Aneka mulai memasang mesin produksi. Perusahaan berkode saham PSDN di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menghabiskan total anggaran investasi sebesar US$ 16 juta.
Target volume penjualan kopi olahan tahun depan sebanyak 6.506 ton atau senilai Rp 680 miliar. Selain pasar lokal, Prasidha Aneka mengekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Thailand, Vietnam, China dan Malaysia.
Bukan tanpa alasan Prasidha Aneka memacu bisnis kopi olahan. Manajemen mengakui, margin bisnis itu lebih baik ketimbang komoditas biji kopi maupun karet remah alias crumb rubber. Harapannya, bisnis kopi olahan masih mampu mendatangkan pertumbuhan penjualan.
Proyeksi Prasidha Aneka berangkat dari potret bisnis 2019. Tren pelemahan harga komoditas karet menggerus bisnis karet remah. Pada saat yang sama, penjualan biji kopi juga tidak wangi.
Mengintip Bloomberg, harga kontrak karet di pasar Shanghai Futures Exchange untuk pengiriman Januari 2020 pada Kamis (28/11) sebesar US$ 1.777,56284 per metrik ton (mt).
Harga itu turun 6,78% sejak diperdagangkan pertama kali pada 16 Januari 2019 lalu pada harga US$ 1.906,77026 per mt.
Makanya, tahun ini Prasidha Aneka memperkirakan hanya penjualan kopi olahan saja yang memenuhi target awal sebesar 5.184 ton.
"Untuk penjualan kopi olahan diperkirakan akan dapat mencapai proyeksi yang dianggarkan karena kinerjanya yang menguat," terang Lie Sukiantono Budinarta, Direktur Keuangan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk saat paparan publik, Kamis (28/11).
Efek perang dagang
Hanya saja, kontribusi penjualan kopi olahan tidak mendominasi kinerja Prasidha Aneka. Dari Januari-September 2019 contohnya, penjualan kopi olahan berkontribusi 41,78% terhadap total penjualan atau senilai Rp 413,19 miliar.
Sementara realisasi penjualan karet remah dan biji kopi 219 kemungkinan tak mencapai target. Maka dari itu, Prasidha Aneka memperkirakan target awal kinerja secara keseluruhan pada tahun ini tidak akan tercapai.
Menurut Prasidha Aneka, bisnis karet remah terkena dampak negatif dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. "Karet remah yang merupakan komoditas utama kami masih belum membaik karena harga komoditas di pasaran internasional masih tertekan akibat terjadinya perang dagang," kata Lie.
Total penjualan Prasidha Aneka selama sembilan bulan tahun ini turun 3,79% year on year (yoy) menjadi Rp 988,87 miliar. Mereka masih menanggung rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 28,62 miliar. Nilai kerugian tersebut turun 24,43% yoy.
Prasidha Aneka tidak mengungkapkan proyeksi kinerja sampai tutup 2019. Manajemen perusahaan hanya mengatakan akan terus melakukan upaya efisiensi agar dapat menekan kerugian.