FAC News

Permintaan Tinggi, Sritex (SRIL) Berharap Bisa Mengekspor APD dan Masker
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mengklaim dampak pandemi korona terhadap kinerja tidak terlalu signifikan, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tetap menyiapkan strategi guna menghadapi Covid-19.
Emiten produsen tekstil ini berencana mengekspor alat pelindung diri (APD), termasuk masker non-medis.
Corporate Communications SRIL Joy Citradewi mengatakan, perusahaannya sudah memperoleh banyak permintaan atau inquiry untuk mengekspor masker dan APD.
Permintaan tersebut, lanjut Joy, kebanyakan berasal dari Jerman, Jepang dan Amerika.
Namun, sepertinya strategi tersebut baru bisa terealisasi setelah kuartal dua tahun ini. Pasalnya, SRIL belum mengantongi izin pemerintah.
"Untuk barang medis, masih ada larangan Permendag sampai Juni 2020. Tapi, untuk masker non-medis seharusnya sudah bisa," terang Joy kepada KONTAN, Senin (11/5).
Padahal, SRIL sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi barang tersebut. Bahkan, SRIL sudah memasarkannya secara domestik.
SRIL telah memproduksi baju pelindung tersebut sejak Januari 2020. Sedangkan masker non-medis mulai minggu ketiga Maret 2020.
enjualan APD dan masker non-medis berkontribusi sekitar 32% dari total penjualan divisi garmen atau pakaian jadi.
Adapun penjualan divisi garmen pada kuartal pertama kemarin tumbuh 3,51% secara tahunan jadi US$ 77,70 juta.
Jumlah tersebut setara dengan 24,54% dari total penjualan SRIL sebesar US$ 316,62 juta. Berkat penjualan domestik itu pula, penjualan lokal SRIL secara keseluruhan naik sekitar 1,4% secara tahunan dari US$ 125,73 juta menjadi US$ 127,48 juta.
Ekspor turun
Cuma, total penjualan SRIL sepanjang kuartal satu lalu tidak mengalami pertumbuhan. Penjualannya bahkan cenderung turun, meski tidak terlalu signifikan.
Pemicunya adalah penurunan penjualan ekspor sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari US$ 191,12 juta menjadi US$ 189,14 juta.
Penurunan ini akibat penjualan benang dan pakaian yang masing-masing lebih rendah 0,3% dibanding kuartal I-2019 menjadi US$ 77,75 juta dan US$ 50,23 juta.
Penjualan kain jadi juga turun 3,4% menjadi US$ 48,69 juta.
Jika ditelisik dari wilayah penjualan, nilai penjualan ke Asia turun 5,6% menjadi US$ 111,23 juta, Eropa terkoreksi 4% menjadi US$ 28,93 juta, serta Uni Emirat Arab dan Afrika merosot 9,9% menjadi US$ 19,7 juta.
Tetapi penjualan ke Amerika Serikat (AS) dan Amerika Latin melonjak 38,2% menjadi US$ 28,73 juta. Penjualan ke Australia meningkat 9,8% menjadi US$ 556,57 ribu.
Secara terpisah, Corporate Secretary SRIL Welly Salam memaparkan, emiten tekstil ini mampu memproduksi kedua produk tersebut secara cepat karena memiliki bisnis model yang terintegrasi secara vertikal.
Welly memprediksi, penjualan masker akan lebih banyak pada kuartal II-2020. Pasalnya, di kuartal pertama lalu, penjualan baru efektif dimulai pada minggu ketiga Maret.
"Kami memprediksi masker akan menjadi salah satu tren tahun ini, karena setiap orang tetap harus melindungi diri dari penularan Covid-19 sepanjang vaksin belum ditemukan," imbuh dia.
SRIL telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 15,8 juta sepanjang kuartal pertama lalu.
Sebagian besar capex digunakan untuk pemeliharaan mesin produksi. Jumlah tersebut masih sesuai dengan target capex sekitar US$ 40 juta-US$ 50 juta tahun ini.