FAC News
PEFINDO BERIKAN PERINGKAT "idAAA" ATAS RENCANA OBLIGASI WASKITA KARYA
IQPlus, (26/4) - PEFINDO menetapkan peringkat "idAAA (gg)" untuk rencana obligasi yang akan diterbitkan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) senilai maksimum Rp2,7 triliun dan "idAAA(sy)(gg)" untuk rencana sukuk senilai maksimum Rp1,1 triliun.
Sekitar Rp827 miliar dari rencana obligasi dan/atau sukuk tersebut akan dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atas nama Pemerintah Indonesia dan sisanya akan dijamin oleh pemerintah. Hasil dari penerbitan akan digunakan untuk melunasi obligasi WSKT yang jatuh tempo di 2022 dan modal kerja.
Pada saat yang sama, kami menegaskan peringkat WSKT dan Obligasi Berkelanjutan II, Obligasi Berkelanjutan III, dan Obligasi Berkelanjutan IV di "idBBB" serta Obligasi III di "idAAA(gg)".
Prospek untuk peringkat Perusahaan direvisi menjadi "stabil" karena hasil dari penerbitan obligasi dan sukuk akan secara efektif mengurangi risiko pembiayaan kembali jangka pendek terkait dengan obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2022.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.
Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan emiten untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah superior. Akhiran (sy) pada suatu peringkat mengindikasikan pemenuhan prinsip Syariah. Akhiran (gg) pada suatu peringkat menunjukan adanya pertimbangan keamanan dalam bentuk garansi dari pemerintah.
Peringkat mencerminkan peran penting WSKT kepada pemerintah, posisi pasar yang kuat di sektor konstruksi, dan keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara. Namun, peringkat dibatasi oleh profil likuiditas yang lemah, leverage keuangan yang tinggi, dan lingkungan bisnis yang cukup fluktuatif pada industri konstruksi.
Peringkat dapat dinaikkan jika WSKT memperbaiki leverage keuangan dan rasio cakupan utang secara berkelanjutan didukung oleh backlog kontrak yang kuat yang memberikan visibilitas pendapatan selama beberapa tahun ke depan. Peringkat dapat diturunkan jika kami percaya bahwa terjadi penurunan tingkat dukungan pemerintah kepada WSKT. Akses yang jauh lebih lemah ke sumber pendanaan eksternal, terutama dengan bank-bank milik pemerintah, juga dapat menurunkan peringkat karena akan mengurangi kemampuan WSKT dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, sehingga berpotensi menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek dan mengakibatkan pada profitabilitas yang lebih rendah.
Akses yang lebih lemah ke pendanaan eksternal juga akan membuat WSKT menghadapi risiko likuiditas dan pembiayaan kembali yang lebih tinggi. Peringkat juga dapat diturunkan jika terjadi penurunan dalam pencapaian kontrak baru yang substansial, yang berdampak pada visibilitas pendapatannya WSKT yang tidak memadai.