FAC News

Pasok Biodiesel B30, TBLA Kerek Kapasitas Produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menyiapkan anggaran investasi S$ 26 juta untuk merampungkan ekspansi empat pabrik di Way Lunik, Lampung pada tahun depan.
Sebagian besar sumber pendanaan berasal dari eksternal, yakni 70% dan sisanya 30% dari kas internal.
Tiga pabrik dalam agenda ekspansi Tunas Baru Lampung berkaitan dengan industri sawit.
Salah satunya yakni pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari yang dibangun sejak kuartal III 2019.
Mereka juga mengembangkan pabrik re-esterification palm fatty acid distillate (PFAD) 100 ton per hari dan pabrik refinery sebesar 2.500 ton per hari.
Target commissioning atau uji operasi pabrik biodiesel pada Oktober 2020.
Sampai sebelum operasi komersial pabrik tersebut berjalan, Tunas Baru Lampung memanfaatkan pabrik yang sudah ada dengan kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per hari.
Sementara pabrik re-esterification (PFAD) nanti, menghasilkan bahan baku yang lebih murah untuk produksi biodiesel.
Ekspansi pabrik Tunas Baru Lampung demi memenuhi kontrak pasokan 341.890 kiloliter (kl) biodielsel kepada PT Pertamina (Persero) untuk periode tahun 2020.
Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 119/2019, mereka menjadi satu dari 18 perusahaan pemasok biodiesel dalam program B30.
Namun selain itu, Tunas Baru Lampung juga mengendus potensi pengadaan biodiesel secara berkelanjutan di masa mendatang.
"Pemerintah kan konsisten dan kontinyu untuk menaikkan B30 bahkan kata Pak Luhut kemarin bisa sampai B50," tutur Sudarmo Tasmin, Wakil Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk usai paparan publik, Kamis (12/12).Lagipula potensi pasar biodiesel juga tak cuma di dalam negeri. Tunas Baru Lampung melihat peluang ekspor biodiesel menjanjikan ke China.
Sepanjang tahun ini, mereka sudah menjual 40.000 ton biodiesel ke Negeri Panda.
Catatan tersebut naik 14,29% ketimbang volume ekspor tahun 2018 mencapai 35.000 ton biodiesel.
Selain tiga pabrik dalam industri sawit, Tunas Baru Lampung mengawal pembangunan pabrik yang berkaitan dengan industri gula
Target uji operasi pabrik refined glycerine berkapasitas 120 ton per hari.itu pada Mei 2020.
Tunas Baru Lampung juga juga berniat menanami kebun tebu di Lampung hingga seluas 14.000 hektare (ha).
Sejauh ini, mereka telah menanam tebu di lahan 12.000 ha.
Perluasan penanaman kebun tebu tersebut demi mengejar target produksi gula pada tahun depan sebanyak 80.000 ton hingga 85.000 ton.
Kalau agenda ekspansi berjalan mulus, tahun 2020 nanti Tunas Baru Lampung yakin bisa mengerek penjualan lebih tinggi ketimbang tahun ini yang diproyeksikan mencapai Rp 9 triliun.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa Rp 10 triliun," kata Sudarmo.
Meskipun proyeksi pendapatan 2019 masih tumbuh, Tunas Baru Lampung mengaku tren penurunan harga sawit tahun ini cukup menjadi tantangan bisnis.
Mereka mencatat, rata-rata harga minyak goreng sawit dan produk turunan lain sebesar Rp 7.000 per kilogram (kg). Padahal tahun lalu Rp 7.900 per kg.
Tantangan itu tercermin dalam kinerja sembilan bulan yang menunjukkan penurunan laba bersih.