FAC News

Masih Dapat Kontrak di Kuartal I, Emiten Konstruksi Swasta Revisi Target 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus korona belum membuat emiten konstruksi swasta sepenuhnya kehilangan kontrak baru. Pada kuartal I-2020, mereka masih mampu menggenggam kontrak anyar.
Namun pada kuartal-kuartal berikutnya, tantangan yang dihadapi bakal lebih besar.
Ambil contoh PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), yang mampu memperoleh kontrak baru sebesar Rp 400 miliar.
Investor Relation SSIA Erlin Budiman mengatakan, target perolehan kontrak baru tahun ini tumbuh 5%-10% dari capaian di 2019 yang sebesar Rp 2,03 triliun.
Bila dihitung, target kontrak baru tahun ini berkisar antara Rp 2,13 triliunRp 2,23 triliun. Dus, perolehan SSIA di kuartal I-2020 lalu sudah setara dengan 18,76%-17,9% dari target.
SSIA tidak menutup mata bahwa unit bisnis konstruksi SSIA juga dipengaruhi oleh pandemi korona. Ditambah lagi, pengerjaan proyek konstruksi biasanya terhambat selama bulan Ramadan.
SSIA memperkirakan, kinerja bisnis konstruksi akan sedikit menurun pada kuartal II-2020 ini. Namun realisasi kinerja diprediksi akan membaik pada semester dua.
Toh, Erlin menyebut, SSIA tetap berencana merevisi target kerja 2020.
"Masih banyak ketidakpastian di 2020 ini, kemungkinan kami merevisi target awal, yaitu pendapatan naik 10% dari tahun 2019," jelas Erlin kepada KONTAN, Jumat (1/5).
Selain itu, SSIA juga mengurangi pengeluaran kas pada pos non-critical, memantau prakiraan arus kas (stress-cash flow tests), termasuk meninjau rencana keuangan dan merancang tindakan yang harus diambil untuk memitigasi risiko likuiditas.
SSIA juga mengurangi aktivitas di sektor perhotelan serta menyiapkan rencana bisnis jika kondisi ekonomi pulih, dan menerapkan program kerja dari rumah.
Ramai revisi target
Sementara itu, hingga April 2020, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bisa menggenggam kontrak baru sebesar Rp 169,2 miliar.
Capaian tersebut setara dengan 5,64%-33,84% dari target tahun ini yang sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 3 triliun.
Target tersebut sudah merupakan target revisi, dari semula sebesar Rp 3 triliun, mengingat situasi saat ini yang penuh ketidakpastian.
TOTL mengambil langkah merevisi target kinerja tanpa merevisi alokasi belanja modal.
Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo menjelaskan, revisi kinerja tersebut diambil sebagai langkah menghadapi ketidakpastian di tahun ini.
Selain target kontrak baru, TOTL merevisi target pendapatan dari Rp 2,3 triliun menjadi kisaran Rp 1 triliunRp 2,3 triliun.
Target laba bersih yang semula Rp 175 miliar direvisi jadi kisaran Rp 50 miliarRp 175 miliar.
Sementara PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menyebutkan, hingga akhir April 2020, Acset baru mendapatkan kontrak dari anak usahanya, yaitu PT Acset Pondasi Indonusa.
Dari kontrak baru tersebut, Sekretaris Perusahaan Acset Maria Cesilia menyebutkan, secara nilai jumlahnya tidak terlalu besar.
Kondisi tersebut juga tercermin dari pendapatan Acst yang turun 40,8% menjadi Rp 477,61 miliar.
Ini dipengaruhi oleh penyebaran korona, yang menyebabkan beberapa tender proyek strategis yang diikuti Acset mengalami penundaan, sehingga berujung pada penurunan perolehan kontrak baru tahun ini.
Demi menghadapi tekanan akibat korona, ketiga emiten telah mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan.
Acst misalnya, memilih menyiapkan dua strategi untuk mendorong perolehan kontrak baru, yaitu dengan diversifikasi usaha dan pembentukan aliansi strategis, baik di dalam maupun luar jaringan Astra.
Salah satu contohnya pengerjaan marine works melalui cement-deep mixing barge-Acset Sea I di Pelabuhan Patimban.
Acset juga masih optimistis pada tender proyek pemerintah, terutama proyek strategis nasional (PSN) yang masih berjalan.