FAC News

Kena Imbas Corona, Garuda Metalindo (BOLT) Memangkas Proyeksi Bisnis Tahun Ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona berdampak negatif terhadap banyak sektor industri. PT Garuda Metalindo Tbk, produsen mur dan baut untuk industri otomotif, ikut terkena imbas Covid-19. Oleh sebab itu, emiten bersandi saham BOLT ini memproyeksikan kinerjanya bakal tertekan pada tahun ini.
Direktur PT Garuda Metalindo Tbk, Anthony Wijaya, mengakui dampak corona cukup besar karena 95% bisnis BOLT di bidang otomotif. Hal itu merujuk pada penurunan produksi otomotif pada April tahun ini dan semakin dalam pada Mei.
"Ke depannya forecast yang kami terima dari beberapa customer besar juga akan turun drastis dibandingkan tahun lalu," jelas dia kepada KONTAN, belum lama ini.
Alhasil, manajemen BOLT mengoreksi target tahun ini yang sebelumnya ditetapkan tumbuh 5%-10%. Anthony bilang, pertumbuhan bisnis berpotensi menjadi minus. Namun besaran minusnya masih menunggu proyeksi dari customer agar lebih pasti.
Anthony memaparkan minusnya bisnis ini berdasarkan produksi otomotif dalam negeri yang terdampak signifikan. Mengutip laporan keuangan BOLT pada 2019, komposisi penjualan dalam negeri mendominasi pendapatan mereka. Tercatat penjualan lokal lebih dari 90% dari total penjualan.
Sepanjang tahun lalu, BOLT mencatatkan pertumbuhan penjualan 1,16% yoy menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,18 triliun di 2018. Namun, penjualan mereka belum bisa mengerek laba bersih yang tercatat merosot 34,21% yoy.
Pasar lokal mendominasi penjualan BOLT yaitu senilai Rp 1,16 triliun. Sedangkan penjualan ekspor Rp 43,31 miliar.
Adapun segmen yang berkontribusi paling besar adalah suku cadang sepeda motor senilai Rp 549,11 miliar. Kemudian diikuti segmen industri lainnya Rp 557,06 miliar dan terakhir suku cadang mobil Rp 100,63 miliar.
Dalam tekanan Covid-19, manajemen Garuda Metalindo tetap berupaya menjaga keberlangsungan bisnis dengan menjalankan rencana ekspor. Anthony bilang, ekspor dan perkembangan proyek yang selama ini sudah berjalan tetap dilanjutkan. "Tapi permintaan di luar negeri juga turun dan ada penundaan. Kami tetap berusaha ekspor tetap berjalan," kata dia.