APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Dua Strategi Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) Memacu Laba Bersih 2020

Administrator - 29/01/2020 09:03

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat terbang, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk memproyeksikan laba bersih tumbuh 10% pada 2020. Ini menjadi target berat karena laba emiten berkode saham GMFI pada kuartal III 2019 menyusut dibandingkan setahun sebelumnya.

Per 30 September 2019, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 9,41 juta. Jumlah itu merosot 65,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 senilai US$ 26,98 juta.

Manajemen GMFI bakal menggenjot laba melalui dua strategi. Pertama, memperbesar pendapatan dengan target pertumbuhan 5% year-on-year (yoy). Hingga akhir kuartal III 2019, GMFI mengantongi pendapatan sebesar US$ 369,67 juta, tumbuh 10,45% yoy.

"Pendapatan akan meningkat seiring ekspektasi peningkatan aktivitas penerbangan untuk grup serta terus bertumbuhnya perolehan pendapatan dari perawatan pesawat non-group," jelas Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, Tazar Marta Kurniawan dalam paparan publik, Selasa (28/1).

Manajemen Garuda Maintenance juga akan menggelar ekspansi usaha dengan memanfaatkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 50 juta.

Sebagian besar dana tersebut akan mendukung ekspansi bisnis secara organik maupun non-organik. "Dalam waktu dekat, kami akan menambah kapasitas operasional dengan mengoptimalkan hanggar di Denpasar, Surabaya dan Pondok Cabe (Jakarta)," ungkap Tazar.

Penambahan kapasitas ini untuk mengakomodasi kenaikan permintaan. Pasalnya, utilitas hanggar GMFI telah mencapai 100%. "Tahun ini kami optimistis akan ada peningkatan pendapatan dari Grup Garuda seiring dengan rencana penambahan pesawat. Dari non group, kami menargetkan pekerjaan redelivery meningkat menjadi 35 proyek dari sebelumnya 14 proyek pada tahun 2019," tutur Tazar.

Sedangkan strategi kedua adalah efisiensi melalui optimalisasi kapabilitas dan memaksimalkan penggunaan Part Manufacturing Approval (PMA). Namun Tazar tak memerinci potensi penghematan biaya dari langkah efisiensi tersebut. Manajemen GMFI meyakini strategi ini bisa menekan biaya, terutama material.

Hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, beban material melonjak menjadi US$ 100,02 juta dari setahun sebelumnya hanya US$ 76,80 juta. Peningkatan terbesar berasal dari biaya suku cadang repairable yang melonjak dari sebelumnya US$ 18,80 juta menjadi US$ 33,66 juta.

Filter