FAC News

Diakuisisi Bangkok Bank, Nilai Buku Bank Permata Jadi 1,63x
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) bersama dengan Standard Chartered Bank (Stanchart), telah menandatangani Amendement Letter terkait transaksi pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bangkok Bank pada 20 April 2020.
Dalam Amendement Letter ini disepakati perubahan nilai buku atau price to book value (PBV) Bank Permata menjadi 1,63 kali PBV dari perjanjian awal pada 12 Desember 2019 sebesar 1,77 kali PBV.
"Berdasarkan Amendment Letter, maka harga pembelian diubah menjadi 1,63 kali book value Bank Permata berdasarkan nilai buku yang diterbitkan oleh Bank Permata untuk periode yang berakhir 31 Maret 2020," tulis Corporate Secretary Astra International, Gita Tiffani Boer, melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (21/4/2020).
Namun, perubahan dalam Amendement Letter ini bergantung pada penyelesaian transaksi sebelum 30 Juni 2020. Bila hal ini tidak terjadi, maka Amendement Letter dinyatakan tidak berlaku dan kembali pada Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) pada 12 Desember 2019.
"Agenda RUPSLB tersebut untuk menyetujui akuisisi seluruh saham Bank Permata," tulis manajemen Bangkok Bank, pada surat kepada pemegang saham pada 7 Februari 2020.
CNBC Indonesia mencatat, berdasarkan rata-rata harga penutupan harga saham Bank Permata di level Rp 1.255 per saham pada penutupan perdagangan Senin (21/4/2020) dengan harga buku 1,46 kali, maka jika diubah menjadi 1,63 kali nilai buku, paka perkiraan harga per saham BNLI ialah Rp 1.401/saham. Sedangkan, jika tetap mengacu pada PBV 1,77 kali, maka nilai harga per saham Bank Permata di kisaran Rp 1.520/ saham.
PBV ini adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.
Seperti diketahui, pada akhir Desember 2019, Bangkok Bank mengumumkan rencana mencaplok Bank Permata dengan nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai Rp 37,43 triliun untuk 89,12% atas saham yang dimiliki oleh Stanchart dan Astra itu.
Pada awal Maret 2019, Bangkok Bank, telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengambilalih 89,12% saham Bank Permata yang digenggam keduanya.
Sementara itu, Bank Permata juga telah menerbitkan prospektus pada Selasa (2/2/2020) mengenai ringkasan pengambilalihan saham perseroan.
"Pengambilalihan yang diusulkan akan dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan para pemangku kepentingan, kreditor, pemegang saham minoritas dan karyawan Bank Permata, kepentingan umum serta persaingan usaha yang sehat dalam melakukan usaha perbankan," tulis manajemen Bank Permata.