FAC News

Di Tengah Pandemi Corona, Kinerja Bisnis Vale Indonesia (INCO) Masih Lancar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi corona (Covid-19), produsen nikel PT Vale Indonesia Tbk mengklaim mampu mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama tahun ini.
Meski demikian, emiten berkode saham INCO di Bursa Efek Indonesia ini tetap bersiap mengurangi bahkan menghentikan produksi nikel jika ada kebijakan baru pemerintah terkait penanganan corona.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, INCO membukukan produksi sebanyak 17.614 ton nikel dalam matte. Hasil produksi kuartal pertama tahun ini lebih tinggi 35% dibandingkan volume produksi kuartal pertama tahun lalu.
"Didukung para kontraktor, kami masih dapat menjalankan operasional dengan aman sesuai dengan target sehingga mampu menghasilkan volume produksi yang baik," ungkap Febriany Eddy, Deputy CEO PT Vale Indonesia Tbk, dalam pesan tertulis kepada KONTAN, Minggu (26/4).
Skenario shutdown
Dari sisi penjualan, INCO juga tidak menemui kendala. Pasalnya, Vale Indonesia sudah menjalin kontrak penjualan jangka panjang dengan para konsumen di Jepang dan Kanada. Dengan kontrak tersebut, konsumen wajib membeli hasil produk nikel dalam matte.
"Sampai saat ini, faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan lebih pada harga nikel yang terkoreksi yang mempengaruhi pendapatan. Namun di lain sisi, biaya produksi membaik karena harga minyak yang lebih rendah," jelas Febriany.
Manajemen Vale Indonesia masih menjalankan operasional sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020. Mereka akan mempertahankan angka produksi seperti tahun lalu yakni sebesar 71.000 ton.
"Meski demikian, Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan belum dapat diprediksi kapan berakhir," jelas Febriany.
Sampai saat ini, Vale Indonesia masih menjaga agar lini produksi terutama operasi tambang dan smelter tetap berjalan. Namun jika dampak pandemi telah membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja, maka Vale menyiapkan skenario pengurangan produksi, bahkan penghentian operasi (shutdown).
Namun kebijakan shutdown bukan suatu keputusan yang mudah. Pasalnya operasi Vale di Sorowako, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih sangat berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi setempat.
"Kami juga berharap pemda dan masyarakat setempat berperan aktif menjalankan upaya pencegahan, karena kalau hanya sepihak tidak akan berhasil," kata Febriany.
Hingga 27 April 2020, jumlah suspect Covid-19 di Sulsel mencapai 440 orang, dengan jumlah meninggal 37 orang dan angka kesembuhan 106 orang. Kasus corona masih dalam tren meningkat sejak muncul di Sulsel pada 20 Maret 2020.
Vale Indonesia sudah menerapkan kebijakan work from home (WFH), jaga jarak dan mengurangi laju mobilitas karyawan.
Bagi pekerja yang diperlukan untuk tetap bekerja di area operasi, manajemen Vale Indonesia memberikan dukungan sesuai protokol Covid-19 seperti penyediaan fasilitas alat pelindung diri, pemeriksaan suhu tubuh, penerapan physical distancing, desinfeksi area dan peralatan kerja, serta penyediaan makanan dan vitamin.