FAC News

Chandra Asri (TPIA) Gaet Pinjaman US$ 70 Juta
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona alias Covid-19 menjadi tantangan utama bagi pebisnis pada tahun ini. Namun, hal ini tidak menghentikan upaya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencari pendanaan.
Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini baru saja memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$ 70 juta atau setara sekitar Rp 1,04 triliun dari Bank Permata. Chandra Asri dan Bank Permata menandatangani perjanjian fasilitas tersebut kemarin, Senin (18/5).
Andre Khor, Direktur Keuangan Chandra Asri, menjelaskan, fasilitas pinjaman tersebut bisa digunakan secara fleksibel. Chandra Asri antara lain bisa menggunakan fasilitas pinjaman ini untuk keperluan umum perusahaan. "Termasuk capex, opex atau keperluan refinancing," jelas dia, Senin (18/5).
Manajemen Chandra Asri belum mengungkapkan detail fasilitas pinjaman tersebut. Namun, dipastikan tenornya menarik, dengan bunga pinjaman yang relatif murah di tengah kondisi yang cukup berisiko seperti saat ini, yaitu di bawah 10%.
Sebelumnya, Chandra Asri menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 430 juta untuk tahun ini. Anggaran tersebut meningkat sekitar 19% dibanding tahun lalu. Sumber pendanaannya berasal dari sejumlah instrumen.
Rencana rights issue
Selain pinjaman, Chandra Asri akan menutup pendanaan dengan dana dari rights issue. Chandra Asri bakal melepas sebanyak-banyaknya 7,16 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200.
Bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam rights issue ini, maka kepemilikannya akan terdilusi hingga 29%.
Perusahaan petrokimia tersebut akan mengalokasikan sebagian besar capex untuk pengembangan pabrik Chandra Asri Perkasa 2 (CAP 2). Nilainya ditaksir mencapai US$ 330 juta.
Targetnya, di 2024 nanti, CAP 2 bisa beroperasi sehingga bisa memberikan tambahan kapasitas produksi sebesar 4 juta ton per tahun.
Andre menambahkan, fasilitas pinjaman tersebut bisa membantu komitmen perusahaan untuk menjadi penopang utama pertumbuhan industri hilir petrokimia.
"Reaktivasi pertumbuhan industri saat ini sangat penting untuk dilakukan," terang Andre.
Sekadar informasi, kinerja keuangan Chandra Asri tertekan sepanjang tahun lalu. Perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 1,88 miliar di periode tersebut, turun 26% dari perolehan pendapatan setahun sebelumnya yang mencapai US$ 2,54 miliar.
Adapun laba tahun berjalan sebesar US$ 23,6 juta. Jumlah ini anjlok 87% dibanding realisasi laba 2018 sebesar US$ 182,3 juta. Penurunan kinerja salah satunya akibat adanya perawatan mesin produksi.