FAC News

ASGR menyerap dana belanja Rp 49 miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Graphia Tbk telah memanfaatkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 49 miliar selama kuartal pertama tahun ini. Sepanjang 2020, anak usaha PT Astra International Tbk tersebut mengalokasikan total dana belanja modal Rp 150 miliar.
Sebagian besar dana belanja modal untuk pengembangan bisnis inti. Lantas sisanya untuk mendanai kebutuhan internal. "Sumber dana capex berasal dari internal cash flow dan tidak menutup kemungkinan dari eksternal," kata Melinda Pudjo, Head of Coporate Communications PT Astra Graphia Tbk kepada KONTAN, Jumat (12/6).
Hingga 31 Maret 2020, kas dan setara kas Astra Graphia masih di atas kebutuhan dana belanja modal yaitu Rp 376,95 miliar. Duit lancar tersebut sejatinya sudah susut 23,31% dibandingkan dengan catatan akhir tahun lalu.
Adapun salah satu realisasi ekspansi selama tiga bulan pertama tahun ini yakni pembukaan cabang baru untuk area Serpong (Tangerang, Banten) dan sekitarnya. Aset mereka kini terdiri dari 33 kantor cabang, 93 titik layanan dan 514 area layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam kondisi khusus di tengah pandemi Covid-19, manajemen Astra Graphia masih melihat peluang untuk memperdalam bisnis. Perusahaan berkode saham ASGR di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut memilih strategi pengembangan aneka solusi teknologi yang sejalan dengan kebutuhan dan tren work from home (wfh).
Astra Graphia juga bermaksud mengembangkan bisnis baru. Pengembangannya melalui Divisi Business Strategy & Development dan masing-masing entitas usaha. Selain menciptakan bisnis baru, perusahaan tersebut mengevaluasi bisnis yang sudah berjalan dan menyesuaikan strategi sesuai kondisi terkini.
Namun di sisi lain, pandemi Covid-19 berpotensi menurukan pendapatan berulang Astra Graphia yang mayoritas selama ini berasal dari perusahaan di area Jabodetabek. Para pelanggannya berpeluang mengubah term of payment atau jangka waktu pembayaran serta menunda pembelanjaan modal yang bersifat non prioritas.
Selama kuartal pertama tahun ini, pendapatan bersih Astra Graphia turun 2,80% year on year (yoy) menjadi Rp 709,86 miliar. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih turun lebih dari 10 kali lipat menjadi Rp 2,33 miliar.
Selain kinerja top line yang memang susut, Astra Graphia antara lain menanggung kenaikan biaya keuangan sebesar 36,55% yoy menjadi Rp 4,67 miliar. Ada pula rugi selisih kurs Rp 4,85 miliar. Keduanya semakin menekan laba kotor yang semula sudah turun yoy menjadi Rp 148,66 miliar.
Dividen Rp 74 per saham
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Astra Graphia pada 10 Juni lalu menyetujui pembagian dividen tunai yang diambil dari sekitar 40% laba bersih tahun buku 2019. Pemilik setiap unit saham berhak atas dividen senilai Rp 74.
Dalam keterbukaan informasi BEI pada 13 Juni 2020, manajemen Astra Graphia menjelaskan jika dividen interim sebesar Rp 25 per saham sudah dibagikan pada 23 Oktober 2019. Sementara sisa dividen Rp 49 per lembar saham akan mereka tebar pada 6 Juli 2020 kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 22 Juni 2020 pukul 16.00 wib. Lalu Rp 2,48 miliar dari laba bersih tahun lalu masuk dalam pos dana cadangan dan selebihnya menjadi laba ditahan.
Asal tahu, laba bersih Astra Graphia sepanjang 2019 turun 7,18% yoy menjadi Rp 250,99 miliar. Padahal pendapatan masih tumbuh 17,19% yoy menjadi Rp 4,77 triliun.