FAC News

Integra Indocabinet (WOOD) Terangkat Kenaikan Ekspor & Kurs
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mebel PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berpotensi meraih berkah dari pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS). Sebab, penyuplai mebel yang dominan ke sana, China, sedang mengalami perlambatan ekonomi akibat wabah virus corona (Covid-19).
"Ada peningkatan ekspor di awal tahun ini, khususnya di produk building component," ujar Wendy Chandra, Corporate Secretary PT Integra Indocabinet Tbk kepada KONTAN, Senin (23/3).
Meski tak memerinci kenaikannya, manajemen WOOD mengaku optimistis mampu tumbuh positif pada kuartal pertama tahun ini.
Di tengah kondisi kurs dollar AS yang menguat terhadap rupiah, Wendy yakin akan berdampak baik bagi perolehan laba bersih WOOD.
Maklumlah, sebagian besar pangsa pasar WOOD ialah ekspor. Pada kuartal III 2019, penjualan ekspor mendominasi 77% total penjualan bersih Integra Indocabinet saat itu.
WOOD telah mengantisipasi kenaikan pasar building component dengan menambah lini produksi di tahun lalu.
Seperti produk millwork yang menyasar pasar AS. Mereka telah memiliki pabrik dengan kapasitas produksi 132.000 meter kubik per tahun.
Tahun ini WOOD belum akan melakukan ekspansi besar-besaran karena telah melengkapi kapasitas pabriknya tahun lalu.Untuk itu, belanja modal tahun ini Rp 100 miliar sampai Rp 150 miliar sebagai modal kerja dan perawatan mesin," terang Wendy.
Meski badai Covid-19 melanda industri dalam negeri, WOOD tak mengurangi produksi di pabrikan.
Sebab, kata Wendy, mereka telah melakukan tindakan penyuluhan dan pencegahan di berbagai lini.
Bicara target pendapatan bersih tahun ini, WOOD tengah mengejar angka Rp 2,8 triliun.
Namun target tersebut tak dapat dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang belum dapat dibeberkan manajemen saat ini.
Mengulik laporan keuangannya sampai triwulan ketiga tahun lalu, total penjualan bersih WOOD tercatat sebanyak Rp 1,4 triliun atau naik 2,1% year on year (yoy).
Sementara perolehan laba bersih Integra Indocabinet mencapai Rp 182,17 miliar atau hanya tumbuh 0,5% dibandingkan laba di periode yang sama tahun sebelumnya Rp 181,27 miliar.