FAC News

Indofarma (INAF) Besarkan Bisnis Alat Kesehatan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk membuka peluang menjadi produsen original equipment manufacturer (OEM) untuk produk-produk alat kesehatan (alkes). Rencana ini merupakan kelanjutan dari kerjasama yang telah mereka jalin ke sejumlah perusahaan alat kesehatan.
Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk, Herry Triyatno menjelaskan, di sepanjang Februari tahun ini, pihaknya telah meneken perjanjian kerjasama dengan dua produsen alat kesehatan, yakni SWS (HK) Ltd dan PT Poly Jaya Medikal.
SWS Ltd adalah produsen alat kesehatan yang berkantor pusat di Hong Kong. Adapun penandatanganan perjanjian kerjasama ini berlangsung pada 10 Februari lalu.
Kedua pihak bersepakat menjalin kerjasama dalam pemasaran dan pengembangan perakitan produk alat kesehatan hemodialisis (terapi cuci darah).
Tahap awal, kerjasama dengan SWS adalah memasarkan produk alat kesehatan, terutama produk hemodialisis. Di masa mendatang, kami juga akan memasarkan peralatan pendukung hemodialisis," ungkap Herry kepada KONTAN, Senin (23/3).
Melalui kemitraan SWS, Indofarma mengawalinya dengan memasarkan dan menjual produk alkes.
Ke depan, kerjasama akan berlanjut, dimana Indofarma akan menjadi produsen peralatan atau OEM untuk produk SWS.
Di sisi lain, Indofarma juga menjalin kerjasama dengan PT Poly Jaya Medikal pada pertengahan Februari lalu. Kerjasama tersebut dalam rangka pemasaran dan pendistribusian alat kesehatan
Herry bilang, Poly Jaya merupakan perusahaan alkes lokal yang memproduksi peralatan kesehatan dengan line produk beragam.
Saat ini, emiten dengan kode saham INAF di Bursa Indonesia (BEI) tersebut memasarkannya dengan Indofarma Global Medika (IGM) sebagai distributor.
"Ke depannya memungkinkan untuk OEM juga," ungkap dia.
Manajemen Indofarma memang sudah berencana fokus memperbesar komposisi penjualan produk alat kesehatan pada tahun ini. INAF juga tetap menggenjot segmen pasar swasta, dimana biasanya penagihan (collection) bisa lebih cepat agar cash flow perusahaan menjadi lebih likuid.
Herry memproyeksikan porsi penjualan produk dan alat kesehatan di segmen swasta pada tahun ini bisa mencapai 50% dari total penjualan alkes INAF.
Tahun lalu, porsi penjualan di segmen swasta masih sebesar 40%. Di sepanjang 2020, Indofarma mematok target penjualan alat kesehatan mencapai Rp 400 miliar. Angka tersebut meningkat 135% dibandingkan pencapaian pada tahun lalu yang senilai Rp 170 miliar.
Kawasan khusus
Indofarma memang serius mengembangkan bisnis alat kesehatan. Untuk keperluan itu, mereka tak segan-segan mengembangkan kawasan khusus industri kesehatan di Cibitung, Jawa Barat.
Dalam rencana pengembangan proyek tersebut, INAF bakal mengajak para prinsipal alkes untuk melakukan joint operation dan joint venture.
Indofarma menakar, sejauh ini kawasan industri khusus yang akan dibangun mampu menampung operasional tujuh hingga delapan prinsipal alkes.
Beberapa hasil produksi kawasan industri itu antara lain barang medis habis pakai, electromedical, alat diagnosis dan furnitur rumah sakit.
Pengembangan proyek kawasan khusus industri kesehatan merupakan bagian dari rencana besar Indofarma memperkuat bisnis alat kesehatan.
Dalam lima ke depan, mereka ingin segmen alkes menyumbang 25% terhadap total penjualan bersih. Kontribusi selebihnya terdiri dari 50% produk farmasi dan 25% ekstrak alami.
Herry menambahkan, beberapa kerjasama yang dijalin oleh Indofarma sepanjang Februari 2020 tidak hanya untuk bisnis alat kesehatan, melainkan juga segmen lain seperti farmasi dan herbal
Misalnya kerjasama dengan PT Harsen Laboratories pada 12 Februari 2020 untuk segmen farmasi," tutur dia.
Kemudian jalinan kerjasama dengan Mylan sebagai perusahaan farmasi global pada 18 Februari tahun ini. "Kerja sama tersebut untuk memasarkan produk onkologi atau kanker," imbuh Herry.