APLN Siap Percepat Pembangunan Proyek Propertinya Di IKN

FAC News

Emiten Properti Pilih Fokus di Proyek Berjalan

Administrator - 14/04/2020 09:16

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti mulai merasakan dampak nyata penyebaran virus corona.

Pendapatan pra penjualan alias marketing sales emiten sektor ini mulai mengalami perlambatan.

Tengok saja, di periode Januari-Februari lalu, PT Properti Tbk (PPRO) baru mencetak marketing sales Rp 270 miliar.

Nilai kontrak baru ini cuma setara 7% dari target tahun ini, yakni Rp 3,8 triliun.

Di Maret lalu, manajemen perusahaan ini masih menghitung target 2020.

"Sebab, kami mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan kegiatan pemasaran," ujar Direktur Keuangan PPRO Indaryanto ke KONTAN, Senin (13/4).

Marketing sales yang sudah didapat juga tidak bisa segera dicatatkan sebagai pendapatan.

Pasalnya, konsumen cenderung melakukan pembelian secara online.

Sehingga unit yang benar-benar terjual jumlahnya terbatas, hanya sekitar satu atau dua unit.

"Kalau dulu, kan, suka gathering dengan para pembeli," imbuh Indaryanto.

Dia menambahkan, tantangan kian besar setelah pemerintah sejumlah daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Setali tiga uang, Direktur Independen PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Tulus Santoso menilai, tantangan akan kian berat mulai kuartal kedua tahun ini.

Manfaatkan teknologi

Penyebabnya, aktivitas pemasaran menjadi sangat terbatas.

Dalam situasi pandemi ini, CTRA berusaha memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam aktivitas pemasaran.

"Misalnya memanfaatkan Zoom dalam launching produk," terang Tulus.

CTRA juga mempertahankan strategi fokus di proyek residensial. Harapannya, target marketing sales Rp 1,25 triliun di kuartal kedua ini bisa tercapai.

Adapun target sepanjang 2020 sebesar Rp 6,7 triliun. Sepanjang kuartal satu lalu, perolehan marketing sales CTRA Rp 1,14 triliun.

Sementara PPRO menghentikan beberapa proyek baru dan memilih fokus pada proyek yang ditargetkan rampung tahun ini. Ini strategi utama PPRO.

Proyek yang jadi fokus tersebut seperti Amarta View Semarang, The Evenciio Depok dan Tower di Surabaya.

"Proyek seperti Mazhoji dan Babarsari kami biarkan dulu karena masih panjang," tandas Indaryanto.

Dus, PPRO bakal menyesuaikan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex).

Alokasi capex yang sebelumnya digunakan untuk akuisisi lahan akan difokuskan untuk menyelesaikan pembayaran lahan yang sudah dibeli, seperti di Rancasari, Grand Lagoon dan Sinduadi Yogyakarta.

Diharapkan, wabah bisa mereda pada Juni 2020. Dengan demikian, PPRO masih memiliki banyak waktu untuk mengejar target hingga akhir tahun.

Filter