FAC News

Buyung Poetra (HOKI) Akan Merevisi Dana Belanja Modal Tahun Ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buyung Poetra Sembada Tbk berusaha realistis di tengah situasi yang serba terbatas karena efek dari wabah Covid-19. Perusahaan pengolahan dan distribusi beras tersebut meninjau ulang alokasi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini yang semula sebesar Rp 70 miliar.
Belum ketahuan dengan pasti penyusutan capex 2020. Adapun keputusan tersebut merupakan antisipasi Buyung Poetra atas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah.
"Mesin-mesin kami impor dari luar negeri sehingga butuh tenaga luar untuk memasangnya," kata Dion Surijata, Investor Relations PT Buyung Poetra Sembada Tbk kepada KONTAN, Senin (6/4).
Asal tahu, semula Buyung Poetra akan memanfaatkan dana belanja modal tahun ini untuk merampungkan pembangunan tahap I pabrik baru berkapasitas 20 ton per jam di Palembang, Sumatra Selatan.
Target penyelesaian pabrik pada Desember 2020. Selanjutnya, mereka akan beralih ke pembangunan pabrik tahap II di lokasi yang sama dengan kapasitas serupa. Target rampung pabrik tahap II pada akhir 2021.
Jika pabrik di Palembang sudah beroperasi penuh, Buyung Poetra akan memiliki kapasitas produksi sebesar 95 ton per jam. Perinciannya, sebanyak 40 ton per jam dari pabrik di Palembang, 50 ton per jam pabrik di Subang (Jawa Barat) dan 5 ton dari mesin produksi di Pasar Induk Cipinang (Jakarta).
Padahal, peningkatan kapasitas produksi adalah bagian dari rencana besar Buyung Poetra memperluas pemasaran. Perusahaan berkode saham HOKI di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut membidik pasar luar Pulau Jawa dan pasar-pasar tradisional yang belum tersentuh.
Lebih jauh, target kinerja Buyung Poetra sepanjang 2020 kemungkinan bakal terpengaruh. Hanya saja, manajemen perusahaan belum berani menetapkan target baru lantaran masih harus melihat perkembangan efek virus corona ke depan.
Padahal tahun lalu Buyung Poetra menikmati kenaikan penjualan bersih berkat tambahan kapasitas produksi dari semula sebesar 30 ton per jam menjadi 50 ton per jam dari pabrik di Subang. Alhasil mereka memiliki ruang gerak ekstra untuk memenuhi permintaan pasar.
"Tahun lalu fokus kami penuhi permintaan yang masuk sesuai dengan kenaikan kapasitas pabrik di Subang," terang ujar Dion dihubungi KONTAN pada hari berbeda, Minggu (12/4).
Mengintip lebih jauh laporan keuangan 2019, penjualan bersih Buyung Poetra naik 15,38% year on year (yoy) menjadi Rp 1,65 triliun. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih tumbuh 15,00% yoy menjadi Rp 103,72 miliar.
Tahun lalu, Buyung Poetra kembali mengempit satu pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total penjualan bersih yakni PT Indomarco Prismatama. Nilai transaksi dengan perusahaan pemilik jaringan minimarket Indomaret itu sebesar Rp 337,56 miliar. Tahun sebelumnya, transaksi Indomarco Rp 328,67 miliar.